Studi Kasus Proses Kreatif Membuat Satu Karya Hand Lettering (Dari Sketsa Ke Final)
19 mins read

Studi Kasus Proses Kreatif Membuat Satu Karya Hand Lettering (Dari Sketsa Ke Final)

Memulai karya hand lettering memang penuh tantangan namun sangat memuaskan saat hasilnya menampilkan keunikan dan pesan yang kuat. Dari sketsa awal hingga akhir, setiap langkah berperan penting dalam mengekspresikan ide dan gaya personal.

Pada proses ini, berbagai teknik dan alat digunakan untuk mengasah kreativitas serta memastikan karya akhir tidak hanya menarik secara visual tetapi juga sesuai dengan target audiens dan konsep yang diinginkan.

Tahapan awal dalam proses penciptaan karya hand lettering

Memulai sebuah karya hand lettering memang membutuhkan langkah-langkah yang matang agar hasilnya bisa maksimal dan sesuai dengan konsep yang diinginkan. Tahapan awal ini sangat menentukan fondasi dari seluruh proses kreatif yang akan dilakukan, mulai dari ide awal hingga sketsa yang siap untuk dikembangkan ke tahap berikutnya.

Pada bagian ini, kita akan membahas langkah-langkah membuat sketsa awal dari konsep yang dipilih, membandingkan media dan alat gambar yang cocok, serta pentingnya eksplorasi ide dalam proses kreatif. Selain itu, juga akan disusun daftar pertanyaan penting yang harus dijawab sebelum memulai desain akhir agar proses pembuatan bisa berjalan lebih terarah dan efektif.

Langkah-langkah Membuat Sketsa Awal dari Konsep yang Dipilih

Langkah pertama dalam proses penciptaan karya hand lettering adalah memahami konsep yang ingin dituangkan. Konsep ini bisa berupa tema, suasana, atau pesan yang ingin disampaikan melalui karya tersebut. Setelah mendapatkan gambaran umum, berikut beberapa langkah yang bisa diikuti:

  1. Menuliskan Ide dan Kata Kunci – Mulai dari menuliskan kata-kata kunci terkait tema, mood, dan pesan utama yang ingin disampaikan. Ini membantu memperjelas fokus karya.
  2. Sketching Kasar – Buat sketsa kasar secara bebas menggunakan pensil atau alat lain sesuai preferensi. Jangan takut untuk berantakan, yang penting mulai menuangkan ide secara visual.
  3. Mengembangkan Bentuk dan Layout – Eksplorasi berbagai bentuk huruf, posisi, dan tata letak agar konsep yang diinginkan tercermin secara visual. Cobalah berbagai variasi untuk menemukan yang paling cocok.
  4. Refinement – Pilih sketsa yang paling menjawab konsep dan buat versi yang sedikit lebih rapi sebagai dasar untuk pengembangan selanjutnya.

Media dan Alat Gambar untuk Sketsa

Setiap media dan alat menggambar memiliki karakteristik unik yang memengaruhi hasil akhir sketsa awal. Memilih media yang tepat akan memudahkan proses eksplorasi dan mempersiapkan karya untuk tahap berikutnya. Berikut tabel perbandingan berbagai media dan alat gambar yang umum digunakan:

Media/Alat Karakteristik Kelebihan Kekurangan
Pensil HB Ringan dan mudah dihapus Ideal untuk sketsa awal dan koreksi cepat Cepat pudar jika tidak di-erase dengan baik
Pensil 2B – 6B Makin gelap dan tegas seiring meningkat angka Cocok untuk memberi bayangan dan tekstur Lebih sulit dikoreksi saat sketsa akhir
Pena MiKRO Hasil garis tajam dan tegas Cocok untuk detail dan Artikel yang presisi Kurang fleksibel untuk variasi garis halus dan shading
Marker Hasil cepat dan warna cerah Bagus untuk memberi warna dasar dan highlight Kurang cocok untuk sketsa awal yang detail
Kertas sketchbook Permukaan halus dan cocok untuk berbagai media Mudah dibawa dan praktis Terbatas pada ukuran tertentu

Pentingnya Eksplorasi Ide dalam Proses Kreatif

“Eksplorasi adalah kunci dalam menemukan bentuk dan gaya yang unik.”

Melalui eksplorasi ide, proses kreatif menjadi lebih bebas dan tidak terkungkung oleh batasan. Ketika mencoba berbagai konsep, bentuk, dan gaya, kamu akan menemukan keunikan dan karakter tersendiri yang akan memperkaya karya hand lettering. Eksplorasi juga memungkinkan untuk mengidentifikasi konsep yang paling cocok dan efektif dalam menyampaikan pesan.

Selain itu, eksplorasi ide membantu mengantisipasi kemungkinan perubahan dan pengembangan desain, sehingga karya yang dihasilkan tidak kaku dan monoton. Proses ini penting dilakukan secara aktif di tahap awal agar hasil akhir lebih fresh dan penuh inovasi.

Daftar Pertanyaan yang Harus Dijawab Sebelum Memulai Desain Akhir

Untuk memastikan proses pembuatan karya hand lettering berjalan lancar, ada beberapa pertanyaan penting yang harus dijawab terlebih dahulu. Pertanyaan ini membantu memperjelas arah dan fokus dari desain yang akan dibuat:

  • Apa pesan utama yang ingin disampaikan melalui karya ini?
  • Siapa target audiens dari karya ini?
  • Gaya visual apa yang cocok dengan tema dan pesan?
  • Warna apa yang akan digunakan dan mengapa?
  • Dimensi dan format karya yang diinginkan?
  • Apa elemen visual pendukung yang mendukung pesan utama?
  • Jenis media atau platform apa yang akan digunakan untuk menampilkan karya ini?
  • Apakah ada batasan waktu, ukuran, atau sumber daya yang perlu diperhatikan?

Menggali jawaban dari pertanyaan-pertanyaan ini akan membantu mengarahkan proses kreatif dan meminimalisasi revisi di tahap akhir. Dengan demikian, karya hand lettering yang dihasilkan akan lebih terarah, efektif, dan sesuai dengan tujuan awal.

Teknik dan metode dalam membuat sketsa yang efektif

Membuat sketsa yang kuat dan efektif merupakan dasar penting dalam proses penciptaan karya hand lettering. Dengan menguasai berbagai teknik menggambar garis dan bentuk dasar, kita dapat menciptakan sketsa yang lebih hidup, proporsional, dan mudah untuk dikembangkan lebih lanjut. Selain itu, pemilihan alat yang tepat dan kemampuan melakukan koreksi akan membantu memastikan sketsa akhir benar-benar sesuai dengan visi yang diinginkan.

See also  Teknik Bouncing Lettering Cara Membuat Tulisan Terlihat Lebih Hidup Dan Dinamis

Beragam teknik dan metode dapat diterapkan untuk mendapatkan sketsa yang optimal. Melalui pengetahuan tentang teknik menggambar garis, penggunaan tekstur, dan langkah revisi, proses penciptaan sketsa menjadi lebih efisien sekaligus kreatif. Berikut adalah penjelasan lengkapnya.

Teknik menggambar garis dan bentuk dasar

Penguasaan teknik menggambar garis menjadi fondasi utama dalam membuat sketsa yang efektif. Ada beberapa teknik yang bisa digunakan, antara lain:

  • Garis lurus dan lengkung: Menggambar garis lurus dengan tangan yang stabil untuk membentuk struktur dasar, sementara garis lengkung digunakan untuk menambahkan dinamika dan gerak pada sketsa.
  • Garis tipis dan tebal: Variasi ketebalan garis membantu menonjolkan bagian tertentu dan memberi kedalaman visual. Untuk garis tipis, gunakan ujung pensil yang tajam dan tekanan ringan, sedangkan garis tebal dilakukan dengan tekanan lebih keras atau alat yang lebih tebal.
  • Bentuk geometris dasar: Menggambar bentuk-bentuk seperti lingkaran, persegi, dan segitiga sebagai kerangka awal. Bentuk dasar ini membantu menjaga proporsi dan simetri dalam sketsa.

Teknik ini sangat penting dalam membangun kerangka awal sebelum menambahkan detail dan tekstur lebih kompleks.

Pemanfaatan alat berbeda untuk tekstur dan kedalaman

Alat yang berbeda dapat digunakan untuk menciptakan berbagai tekstur dan efek kedalaman dalam sketsa. Penggunaan alat yang tepat mampu memperkaya visual dan memberi dimensi yang menarik. Beberapa alat yang umum digunakan meliputi:

  1. Pensil bergradasi: Untuk menghasilkan gradasi halus dari gelap ke terang, cocok digunakan dalam shading dan penciptaan kedalaman.
  2. Ballpoint dan pulpen: Memberikan garis yang lebih tegas dan konsisten, ideal untuk detail dan tekstur garis.
  3. Arang dan pastel: Untuk efek tekstur yang lembut dan dramatis, sering digunakan dalam sketsa awal yang membutuhkan nuansa artistik.
  4. Alat tekstur manual: Seperti spons, kuas kering, atau spons bertekstur yang digunakan untuk menambahkan efek tekstur tertentu di atas sketsa.

Pemilihan alat dan teknik penciptaan tekstur ini harus disesuaikan dengan hasil akhir yang diinginkan serta karakter karya yang ingin ditonjolkan.

Koreksi dan revisi sketsa awal

Revisi adalah bagian penting dalam proses sketsa. Bahkan sketsa terbaik pun sering membutuhkan koreksi agar proporsinya tepat dan garisnya bersih. Untuk melakukan koreksi dan revisi secara efektif, bisa mengikuti langkah-langkah berikut:

  • Evaluasi keseluruhan: Setelah sketsa selesai, luangkan waktu untuk melihat secara keseluruhan dan identifikasi bagian yang kurang proporsional atau kurang sesuai.
  • Penggunaan penghapus: Gunakan penghapus dengan presisi, seperti penghapus pensil kecil atau penghapus gel untuk menghapus bagian yang perlu diperbaiki tanpa merusak area lain.
  • Penambahan garis baru: Setelah menghapus bagian yang tidak diperlukan, tambahkan garis baru yang lebih halus dan tepat sasaran. Jangan ragu melakukan beberapa kali revisi hingga mendapatkan bentuk yang diinginkan.
  • Revisi digital: Jika sketsa dibuat secara digital, manfaatkan fitur undo, layer, dan alat koreksi otomatis untuk mempercepat proses revisi dan menjaga kualitas garis.

Koreksi yang dilakukan secara cermat dan teliti akan membantu mendapatkan sketsa yang lebih bersih dan siap untuk dikembangkan ke tahap berikutnya.

Perbandingan teknik manual dan digital dalam sketsa

Aspek Teknik Manual Teknik Digital
Alat utama Pensil, penghapus, tinta, dan alat tradisional lainnya Tablet, stylus, perangkat lunak desain seperti Adobe Photoshop, Procreate, atau CorelDRAW
Efek tekstur Didapatkan dari berbagai alat manual dan teknik shading Melalui brush dan efek digital yang dapat diatur secara presisi
Revisi dan koreksi Harus dilakukan dengan penghapus dan perbaikan manual Lebih cepat dengan fitur undo, layer, dan koreksi otomatis
Kecepatan proses Relatif lebih lama dan membutuhkan ketelitian tinggi Lebih cepat dan fleksibel, memungkinkan eksperimen tanpa batas
Portabilitas Memerlukan peralatan fisik dan ruang kerja tertentu Hanya memerlukan perangkat digital yang portabel

Kedua metode memiliki keunggulan dan tantangan masing-masing. Teknik manual memberikan sentuhan tradisional dan keunikan tersendiri, sedangkan digital menawarkan kecepatan dan kemudahan revisi yang lebih besar.

Transformasi sketsa menjadi desain digital akhir

Setelah proses sketsa selesai dan dirasa cukup merepresentasikan konsep yang diinginkan, langkah selanjutnya adalah mengubah sketsa tersebut menjadi karya digital yang bersih dan siap digunakan. Digitalisasi ini sangat penting agar karya hand lettering terlihat lebih profesional, rapi, dan mudah untuk di edit atau di adaptasi ke berbagai media. Menggunakan software desain memungkinkan kita untuk memperhalus garis, menyesuaikan proporsi, dan menambahkan sentuhan akhir yang membuat karya jadi benar-benar maksimal.

Pada bagian ini, kita akan membahas langkah-langkah detail dalam proses digitalisasi, penggunaan layer dan shortcut keyboard yang efisien, serta tips mengedit dan mengoptimalkan garis agar hasil akhir tampil lebih halus dan profesional.

Langkah-langkah digitalisasi sketsa menggunakan software desain

Proses digitalisasi sketsa memerlukan ketelitian dan keahlian dalam memanfaatkan fitur-fitur software desain seperti Adobe Illustrator, CorelDRAW, atau Procreate. Berikut adalah langkah-langkah umum yang dapat diikuti:

  1. Impor sketsa ke dalam software – Scan sketsa yang telah dibuat dan simpan dalam format gambar seperti PNG atau JPG, kemudian buka file tersebut di software pilihan.
  2. Atur layer dasar – Tempatkan gambar sketsa di layer paling bawah agar bisa dijadikan referensi tanpa mengubah gambar asli.
  3. Lock layer sketsa – Agar tidak sengaja menggeser atau mengedit sketsa, kunci layer tersebut sebelum mulai menggambar garis digital.
  4. Gambar ulang garis utama – Buat layer baru di atas sketsa dan mulai menggambar ulang garis garis utama menggunakan tool pena (pen tool) atau brush yang sesuai.
  5. Sesuaikan bentuk dan proporsi – Manfaatkan fitur zoom dan grid untuk memastikan garis mengikuti bentuk yang diinginkan secara presisi.
  6. Hapus atau sembunyikan layer sketsa – Setelah garis utama selesai, bisa hapus layer sketsa atau sembunyikan agar fokus pada garis bersih.
See also  Cara Menemukan Gaya Hand Lettering Unik Milikmu Sendiri

Penggunaan layer dan shortcut keyboard secara efisien

Memanfaatkan layer secara optimal dan shortcut keyboard akan mempercepat proses digitalisasi serta memudahkan pengeditan. Berikut beberapa tips penting:

  • Layer terpisah – Gunakan layer berbeda untuk sketsa, garis utama, detail, dan warna, agar masing-masing elemen bisa diedit tanpa mengganggu yang lain.
  • Lock dan hide layer – Lock layer yang tidak ingin diubah dan sembunyikan layer yang sedang tidak dibutuhkan agar fokus tetap terjaga.
  • Shortcut umum – Pelajari shortcut dasar seperti

    Ctrl + Z (Undo), Ctrl + Shift + Z (Redo), Ctrl + C (Copy), Ctrl + V (Paste), dan Ctrl + S (Save)

    untuk mempercepat kerja.

  • Penggunaan brush dan pen tool – Biasanya shortcut untuk memilih alat ini adalah P untuk pen tool dan B untuk brush, sehingga bisa langsung diakses saat diperlukan.
  • Group dan ungroup – Gunakan Ctrl + G dan Ctrl + Shift + G untuk mengelompokkan dan membongkar elemen agar pengelolaan elemen lebih rapi.

Tools digital yang umum digunakan dalam proses hand lettering

Berbagai tools digital memudahkan proses digitalisasi dan pengolahan karya hand lettering agar tampil profesional dan halus. Berikut tabel yang merangkum alat utama yang biasa digunakan:

Tools Fungsi Keterangan
Pen Tool Membuat garis vektor yang presisi Fokus pada kontrol kurva dan bentuk garis
Brush Tool Membuat garis dengan tekstur dan variasi ketebalan Cocok untuk efek natural dan ekspresif
Selection Tool Memindahkan, mengubah ukuran, dan mengelompokkan elemen Biasanya shortcut V
Node Tool / Direct Selection Memodifikasi titik-titik kurva Untuk penyempurnaan detail garis
Eyedropper Tool Memilih warna dari objek lain Membantu konsistensi warna
Layers Panel Mengelola elemen berbeda dalam karya Memudahkan pengeditan paralel

Mengedit dan mengoptimalkan garis agar lebih halus dan profesional

Setelah garis utama selesai dibuat, tahap selanjutnya adalah mengedit supaya garis terlihat bersih, halus, dan profesional. Teknik ini penting agar karya tampak rapi dan siap dipresentasikan atau dicetak. Beberapa langkah yang bisa dilakukan antara lain:

  • Gunakan tool Smooth atau Simplify – Fitur ini membantu merapikan garis yang kasar atau berbelok tak sengaja, sehingga garis menjadi lebih halus dan konsisten.
  • Sesuaikan titik kontrol (anchor points) – Periksa dan rapikan titik-titik kurva, hilangkan titik berlebih agar garis tidak terlihat berbelok atau berombak.
  • Refine stroke dan thickness – Atur ketebalan garis pada bagian tertentu untuk memberi efek dinamis dan mempertegas bagian penting karya.
  • Perhatikan konsistensi garis – Pastikan garis memiliki ketebalan yang seragam atau sesuai dengan gaya yang diinginkan, agar tampilan lebih profesional.
  • Perbesar dan tinjau ulang – Periksa karya secara detail dengan zoom tinggi dan lakukan penyesuaian akhir jika diperlukan, untuk memastikan hasil akhir halus dan bersih.

Dengan mengikuti langkah-langkah ini, proses digitalisasi akan menghasilkan karya hand lettering yang tidak hanya indah secara visual, tetapi juga siap untuk dipublikasikan dalam berbagai media, dari cetak hingga digital.

Pemilihan warna dan finishing karya hand lettering

Setelah proses pembuatan sketsa dan pewarnaan dasar selesai, langkah berikutnya yang tak kalah penting adalah menentukan warna akhir dan finishing dari karya hand lettering. Warna yang tepat mampu memperkuat pesan dan nuansa dari karya, sementara finishing memberikan sentuhan profesional dan daya tahan yang optimal. Pada bagian ini, kita akan membahas bagaimana memilih palet warna yang sesuai, teknik pewarnaan digital maupun manual, serta perbandingan hasil sebelum dan sesudah proses pewarnaan.

Pemilihan palet warna yang sesuai dengan tema

Pemilihan warna yang harmonis dan sesuai tema menjadi fondasi dari karya hand lettering yang menarik dan efektif. Warna tidak hanya berfungsi sebagai pengisi visual, tetapi juga sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan suasana hati, pesan, dan identitas dari karya tersebut. Sebelum memilih palet, penting untuk memahami tema dan mood yang ingin dihadirkan, apakah ceria, serius, vintage, atau modern. Dengan begitu, palet warna yang dipilih bisa memperkuat pesan tersebut.

Untuk mempermudah proses pemilihan warna, biasanya digunakan konsep warna yang sudah teruji, seperti skema warna analogous, complementary, atau triadic. Pilihan ini membantu menjaga keseimbangan visual sekaligus menegaskan identitas karya.

Kombinasi warna yang harmonis

Berikut adalah contoh kombinasi warna yang sering digunakan dalam karya hand lettering agar tercipta harmoni visual:

-Warna Primer: Biru tua (#2C3E50)
-Warna Sekunder: Kuning keemasan (#F39C12)
-Warna Pendukung: Abu-abu muda (#BDC3C7)

Pemilihan warna ini menciptakan kontras yang jelas namun tetap nyaman dilihat, cocok untuk tema modern dan energik. Kombinasi warna lainnya bisa disesuaikan dengan mood yang diinginkan, misalnya perpaduan pastel untuk nuansa lembut atau warna cerah kontras untuk tampilan yang bold dan berani.

Prosedur pewarnaan digital dan manual

Setiap metode pewarnaan memiliki keunggulan dan tantangannya masing-masing. Untuk hasil maksimal, proses pewarnaan harus dilakukan secara teliti dan konsisten sesuai karakter karya.

  • Pewarnaan manual: Menggunakan cat air, pensil warna, atau spidol. Langkah awal adalah memberi lapisan dasar secara merata, kemudian menambahkan detail dan highlight. Teknik layering penting agar warna tampak lebih hidup dan tidak pecah di kertas. Pilihan media manual cocok untuk memberi nuansa tekstur dan keunikan setiap karya.
  • Pewarnaan digital: Melalui software seperti Adobe Photoshop atau Procreate, pewarnaan dilakukan dengan layer dan brush digital yang fleksibel. Keunggulan utamanya adalah kontrol warna yang presisi, cepat melakukan revisi, dan memudahkan pencampuran warna. Penggunaan gradient dan efek blend juga dapat menambah dimensi dan kedalaman pada karya akhir.

Perbandingan hasil karya sebelum dan sesudah pewarnaan

Hasil Sebelum Pewarnaan Hasil Sesudah Pewarnaan

Sketsa hitam putih sederhana dengan garis tegas, tanpa warna maupun detail dekoratif. Tampak polos dan kurang menarik secara visual.

Karya yang telah diberi warna-warna harmonis sesuai tema, dengan detail shading dan highlight. Visual menjadi lebih hidup dan mampu menarik perhatian serta menyampaikan pesan dengan lebih efektif.

Garis garis kasar dan tidak terdefinisi dengan baik, tampak kurang profesional dan kurang memikat mata.

Pewarnaan yang rapi dan terkontrol, dengan lapisan warna yang memperkuat garis dan bentuk. Finishing yang halus membuat karya tampak selesai dan siap dipajang.

Tips dan trik untuk menyesuaikan karya dengan konsep dan target audiens

Kaligrafi Lettering Indonesia on Instagram: “Mari berbagi keindahan ...

Menghadirkan karya hand lettering yang sesuai dengan konsep dan audiens merupakan langkah penting untuk memastikan pesan tersampaikan dengan efektif dan mendapatkan resonansi yang tepat. Dalam proses menyesuaikan gaya lettering, kita perlu memahami karakteristik tema serta preferensi audiens agar karya yang dihasilkan benar-benar relevan dan menarik. Berikut beberapa strategi dan tips yang bisa diterapkan untuk mencapai hasil yang optimal.

Menyesuaikan gaya lettering dengan tema proyek

Setiap proyek memiliki tema dan suasana hati yang berbeda, sehingga gaya lettering harus mampu memperkuat pesan tersebut. Jika tema bersifat formal dan profesional, gaya serif yang elegan dan clean bisa menjadi pilihan. Sebaliknya, untuk tema yang playful dan santai, gaya script yang lebih bebas dan dinamis cocok digunakan. Mengidentifikasi karakteristik tema akan membantu menentukan pendekatan visual yang tepat, mulai dari bentuk huruf, ketebalan garis, hingga detail dekoratif yang sesuai.

Mengintegrasikan elemen dekoratif tanpa mengurangi kejelasan pesan

Salah satu tantangan dalam menambahkan elemen dekoratif adalah menjaga agar pesan tetap mudah dibaca dan tidak tampak berantakan. Pilih elemen dekoratif yang mendukung tema dan tidak mengganggu struktur huruf utama. Contohnya, garis-garis melengkung, garis titik-titik, atau ornamen kecil bisa memperkaya tampilan tanpa mengalihkan perhatian dari pesan utama. Sebaiknya, tambahkan elemen dekoratif di sekitar huruf atau sebagai background yang lembut agar tetap harmonis.

Daftar teknik memperkuat daya tarik visual karya akhir

  1. Penggunaan kontras warna yang tepat: Memilih kombinasi warna yang kontras namun harmonis dapat membuat karya lebih menarik dan mudah dipahami.
  2. Pengaturan komposisi yang seimbang: Penempatan huruf dan elemen dekoratif harus memperhatikan keseimbangan visual agar karya tidak terasa terlalu padat atau kosong.
  3. Penggunaan berbagai ketebalan garis: Variasi ketebalan garis dapat menambah dimensi dan kedalaman pada karya.
  4. Penggunaan bayangan dan highlight: Memberikan efek bayangan ringan atau highlight di bagian tertentu dapat mempertegas huruf dan memberi kesan tiga dimensi.
  5. Eksplorasi bentuk huruf yang unik: Mengembangkan bentuk huruf yang kreatif dan sesuai tema akan memperkuat kekhasan karya.

Penggunaan kutipan atau inspirasi dalam karya

“Design is not just what it looks like and feels like. Design is how it works.” – Steve Jobs
Kutipan ini menggambarkan pentingnya keseimbangan antara estetika dan fungsi dalam pembuatan karya hand lettering. Mengintegrasikan inspirasi dari kutipan atau frase yang bermakna dapat memperkuat pesan dan membuat karya lebih personal serta berkesan. Menampilkan kutipan sebagai bagian dari desain, dengan tipografi yang menarik dan penempatan yang strategis, dapat memberikan nilai tambah dan memperkuat daya tarik visual.

Penutup

Dengan mengikuti setiap tahapan dari sketsa hingga finishing, proses kreatif ini menunjukkan bahwa ketekunan dan pemilihan teknik yang tepat mampu menghasilkan karya hand lettering yang profesional dan memikat hati penonton.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *